Kisah Teladan Shuhaib ibn Sinan
Ketika para sahabat
telah selesai berhijrah ke yastrib (Madinah) dan kemudian Allah Swt.
Memerintahkan Rasulullah Saw untuk berhijrah, maka bersiap-siap lah rasulullah
Saw. Berangkat meninggalkan kota kelahirannya. Menurut rencana beliau, dia akan
pergi bersama Abu Bakar Al-Shiddiq dan shuhaib ibn sinan. Akan tetapi,
orang-orang Quraisy yang musyrik telah mengatur persiapan di malam hari untuk
mencegah perginya rasululullah Saw.
Shuaib ibn Sinan
terjebakdalam satu perangkap yang telah disiapkan orang-orang Quraisy hingga
dia terhalang untuk hijrah sementara waktu. Sedangkan Rasulullah Saw. beserta
Abu Bakar dengan izin dan ridho Allah Swt dapat meloloskan diri dari kepungan
orang-orang jahiliyah tersebut.
Sebagaimana allah
berfirman dalam Q.S Ya Sin Ayat 9 yang Artinya :
Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di
belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka
tidak dapat melihat.
Shuhaib
ibn Sinan berusaha menolak tudingan orang-orang Quraisy yang menangkapnya. Saat
mereka lengah, dia dengan sigap dan cepat naik ke punggung untanya, lalu di
pacunya untanya tesebut sekencang-kencangnya menuju padang pasir yang luas.
Orang orang kafir Quraisy mengirim pasukannya untuk menyusul dan menangkap
Shuhaib ibn Sinan.
Ketika sudah
berhadap-hadapan, mata saling menatap tajam, jiwa sudah mulai bergejolak,
keinginan kafir Quraisy untuk menangkap dan membunuh, dan keinginan Shuhaib ibn
Sinan ingin menyusul Rasulullah Saw hijrah ke Yastrib (Madinah). Pada saat
tegang itu shuhaib ibn sinan bekata, “Hai orang-orang kafir Quraisy! Kalian sudah
mengetahui bahwa saya adalah ahli panah yang paling mahir. Demi Allah, kalian
tidak akan berhasil mendekatiku, sebelum saya lepaskan semua anak panah yang
berada dalam kantong ini, dan setelah itu akan saya gunakan pedang untuk
menebas kalian, sampai senjata di tangan saya habis semua!Nah, maju lah ke sini
kalau kalian berani! Tetapi kalua kalian setuju, saya akan tunjukkan kalian
tempat penyimpanan harta saya, asalkan kalian membiarkan saya pergi!
Mendengar tawaran
shuhaib ibn Sinan, kaum kafir Quraisy sangat tertarik dan menerima tawaran
tersebut. Maklum mereka adalah orang jahiliyah. Pemikirannya selalu tertuju
kepada harta benda. Mereka berkata, kami bersedia menerima tawaran mu itu wahai
shuhaib ibn Sinan.
Kemudian shuhaib ibn
Sinan menunjukkan temapat persembunyian hartanya sehingga mereka membiarkannya
pergi menuju yastrib, sedangkan orang-orang kafir Quraisy kembali ke makkah
membawa harta shuhaib ibn sinan.
Ada satu hal yang
menarik kita ketahui, yaitu orang-orang Quraisy sangat mempercayai Shuhaib ibn
Sinan tanpa bimbang dan ragu-ragu serta tidak meminta suatu bukti, bahkan tidak
meminta agar dia mengucapkan sumpah. Kenyataan ini menunjukkan tingginya
kedudukan Shuhaib ibn Sinan adalah seorang yang jujur dan dapat di percaya.
Itulah gambaran pribadi seorang mukmin yang sesungguhnya yang patut kita
teladani.
Shuhaib ibn sinan
melanjutkan lagi perjalanan hijrahnya yang telah tertunda beberapa saat, karena
kasus penghadangan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy. Dia berjalan
seorang diri dengan penuh tawakkal kepada Allah Swt. Luasnya padang pasir
sejauh mata memandang dia telusuri dengan mantap, hingga akhirnya dia bertemu
dengan kekasihnya, Rasulullah Saw di Quba. Pada saat itu, Rasulullah sedang
duduk dikelilingi oleh beberapa orang para sahabat. Kemudian Shuhaib ibn Sinan
mendatangi beliau dan mengucapkan salam. Melihat shuhaib ibn Sinan datang,
setelah menjawab salam, Rasulullah Saw. berseru dengan gembira, “Beruntung
perniagaanmu, Hai Abu Yahya !
Mendengar ungkapan Rasulullah
itu tentulah membuat heran Shuhaib ibn Sinan. Betapa tidak? Harta yang selama
ini dengan susah payah dikumpulkan dari hasi perdagangan dirampas dan diambil
oleh 0rang-orang Quraisy . beliau pergi seorang diri menuju Yastrib dengan
membawa Iman dan Islam yang menghunjam di dalam dada.
Berkaitan dengan kisah
perjalanan hijrah shuhaib ibn Sinan, Allah Swt. Mengabadikan dalam Firmannya
dalam Q.S Al Baqarah Ayat 207 yang artinya :
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan
dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada
hamba-hamba-Nya.
Shuhaib
ibn Sinan telah memberikan contoh dan pelajaran yang sangat berharga kepada
kita semua, kepada umat Islam yang hidup saat ini maupun yang akan datang, agar
mencintai Allah Swt dan Rasul-nya. Shuhaib ibn Sinan telah membuktikan Iman dan
Islam melebihi cintanya kepada harta benda, emas, intan, permata, uang yang
dimilikinya dengan bermodalkan kejujuran yang tulus.
0 comments:
Post a Comment